Newest Post

Konfigurasi VLAN menggunakan Packet Tracker Mudah

| Senin, 16 September 2013
Baca selengkapnya »

Di lingkup dunia IT, Packet Tracer mungkin bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Salah satu kegunaanya yaitu untuk berlatih menyusun konfigurasi Virtual LAN. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi bagaimana cara membuat konfigurasi VLAN berdasarkan kuliah saya dalam Internetworking II dengan dosen Pak Alfin. Di postingan kali ini saya menggunakan Packet Tracer Versi 5.3.0.0088 dalam pembuatan konfigurasi VLAN. Perangkat pertama yang dibutuhkan adalah Swtich. Anda dapat memilih Switch dengan kategori 2950-24 yang memilki port sebanyak 24 buah (fastethernet).
Pilih Switch yang hendak dipakai
Switch 2950-24
Ambil cukup switch satu saja. Kemudian ambil PC dengan kategori PC-PT (Generic) sebanyak 24 buah. Kita akan membuat VLAN sebanyak 4 buah : default, vlan2, vlan3, dan vlan4.
Ambil PC-PT
PC-PT
Hubungkan Switch dan PC menggunakan kabel tentunya kabel Copper Straight-Through. Hubungkan untuk masing-masing fastethernet tersebut.
Pilih Kabel Straight
Pilih Kabel
Berikanlah IP untuk masing-masing PC. Jelas untuk IP yang kita gunakan untuk masing-masing PC harus berbeda. Sedangkan untuk Default Gateway-nya kita dapat menggunakan 192.168.1.1, tidak lupa siapkan juga IP untuk vlan default-nya. Cara memberikan IP pada PC dapat dilakukan dengan langkah:
  1. Klik gambar PC tersebut, maka disana akan ada tiga tab : Physcal, Config, Desktop -> Pilih Desktop
  2. Kemudian klik "IP Configuration"
  3. Isikan IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway, untuk DNS Server kosongkan saja.
  4. Setelah selesai klik Close dari jendela tersebut (Tanda X di pojok kanan atas)
  5. Lakukan seperti itu untuk semua PC, dengan Default Gateway yang sama.
Setelah selesai, lakukanlah konfigurasi pada Switch dengan menggunakan Command Line Interface (CLI). Klik gambar Switch tersebut dan pilih CLI. Kenapa CLI? Agar kita dapat lebih mengerti tentang perintah-perintah yang sebenarnya kita gunakan saat menggunakan fasilitas otomatis. Berikut perintah yang dapat diberikan untuk switch tersebut:
Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#hostname Switch_1             -> Untuk menamai Switch tersebut
Switch_1(config)#interface Vlan1               -> Setting VLAN
Switch_1(config-if)#ip address 192.168.1.2 255.255.255.0          -> Masukan IP VLAN dan Subnet Mask-nya
Switch_1(config-if)#no shutdown                                                        -> Untuk mengaktifkan VLAN
Switch_1(config-if)#exit                                                                        -> Keluar dari konfigurasi VLAN
Switch_1(config)#ip default-gateway 192.168.1.1                                -> Isi Default Gateway disini
Switch_1(config)#end                                                                                 -> Setting-an selesai.

Secara default semua fastethernet berada di vlan1/default vlan. Untuk membuat vlan baru, digunakan perintah seperti berikut ini di CLI pada Switch.
Switch_1#vlan database
Switch_1(vlan)#vlan 2 name VLAN2
Switch_1(vlan)#vlan 3 name VLAN3
Switch_1(vlan)#vlan 4 name VLAN4
Switch_1(vlan)#exit

Setelah semua vlan dibuat, tinggal bagaimana konfigurasi memindahkan interface dari default vlan menuju vlan-vlan yang lain. Di akhir konfigurasi, kita harus mempunyai 6 buah fastethernet untuk masing-masing vlan. Seperti berikut:
1    default                          Fa0/1, Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5, Fa0/6
2    vlan2                            Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
3    vlan3                            Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17, Fa0/18
4    vlan4                            Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
Berikut ini perintah yang dapat diberikan untuk dapat membuat vlan seperti diatas :
Switch_1#configure terminal
Switch_1(config)#interface fastethernet 0/7
Switch_1(config-if)#switchport mode access
Switch_1(config-if)#switchport access vlan 2      -> memindahkan fa0/7 ke vlan2
Switch_1(config-if)#interface fastethernet 0/8
Switch_1(config-if)#switchport mode access
Switch_1(config-if)#switchport access vlan 2
. (Lakukan terus hingga fa0/12)
.
.
Switch_1(config-if)#interface fastethernet 0/12
Switch_1(config-if)#switchport mode access
Switch_1(config-if)#switchport access vlan 2
Switch_1(config-if)#end

Lakukan hal yang sama seperti diatas untuk konfigurasi vlan yang lain untuk masing-masing fastethernet yang harus dipindahkan. Setelah semuanya selesai, maka aktifkan masing-masing vlan dengan menggunakan perintah sebagai berikut :
Switch#configure terminal
Switch_1(config)#interface Vlan2
Switch_1(config-if)#no shutdown                                               
Switch_1(config-if)##interface Vlan3
Switch_1(config-if)#no shutdown
Switch_1(config-if)##interface Vlan4
Switch_1(config-if)#no shutdown
Switch_1(config-if)#exit

Berikan perintah "Switch_1#show vlan" (tanpa tanda petik) untuk melihat konfigurasi vlan yang telah kita buat. Jika berhasil, hasilnya akan seperti ini:
Ketikkan Perintah Show VLAN
Show VLAN
Setelah semua selesai, maka tinggal testing koneksi antar PC dalam satu VLAN dan berbeda VLAN. Seharusnya tersambung untuk koneksi PC dalam sebuah VLAN, sedangkan RTO/tidak tersambung untuk koneksi PC antar VLAN. Terlebih dahulu kita cek koneksi dari Switch ke salah satu PC, dengan menggunakan perintah seperti ini "Switch_1#ping 192.168.28.5". IP tersebut adalah IP PC yang akan kita cek koneksinya dengan Switch.
Lakukan Ping Switch ke PC
Ping Switch-PC
Selanjutnya ping dari PC ke PC lain dalam 1 VLAN, lihatlah IP-nya terlebih dahulu. Saya akan mencoba melakukan ping dari 192.168.28.3 ke 192.168.28.4 dalam VLAN1. 
Caranya yaitu: klik gambar PC tersebut, pilih tab Desktop > Pilih Command Prompt > ketikkan "ping(spasi)IP_PC_yang_dituju_dalam_satu_VLAN". Maka hasilnya adalah 'Reply' dari PC yang kita 'Ping'. Jika bukan 'Reply', kemungkinan konfigurasi anda salah. Periksalah kembali konfigurasi anda.
Lakukan Ping PC ke PC dalam 1 VLAN
Ping PC to PC dalam 1 VLAN
Setelah itu, cek koneksi PC-PC antar VLAN. Misal VLAN1 ke VLAN2. Saya mencoba untuk melakukan ping dari PC1 (192.168.28.3) dari VLAN1 ke PC7 (192.168.28.10) dari VLAN2. Jika konfigurasi anda sudah benar, maka hasilnya adalah RTO(Request Timed Out)/tidak terkoneksi. Seperti berikut ini :
Ping PC to PC antar VLAN
Ping PC-PC antar VLAN
Jika anda sudah melakukan point-point seperti diatas, silakan dicoba kembali untuk koneksi antar VLAN atau dalam satu VLAN untuk VLAN yang lainnya. Misal dalam VLAN2, VLAN3, VLAN4, atau antar VLAN2-VLAN3, VLAN3-VLAN4, dan lain-lain.
Intinya jika konfigurasi benar maka dalam 1 VLAN koneksi antar PC akan lancar, dan antar VLAN PC tidak akan terkoneksi.

Mudah bukan? Semoga bermanfaat.

Referensi : File Pak Alfin, AKATEL SP Purwokerto.


Konfigurasi VLAN menggunakan Packet Tracker Mudah

Posted by : Unknown
Date :Senin, 16 September 2013
With 0komentar

Jaringan Komputer

|
Baca selengkapnya »
http://teknisoft.net/download/artikel/network/subnetrouter2.JPGSetelah anda membaca artikel Konsep Subnetting dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30
Ok, kita coba satu soal untuk Class B dengan network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi total subnetnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0

172.16.128.0

172.16.192.0
Host Pertama

172.16.0.1

172.16.64.1

172.16.128.1

172.16.192.1
Host Terakhir

172.16.63.254

172.16.127.254

172.16.191.254

172.16.255.254
Broadcast

172.16.63.255

172.16.127.255

172.16.191.255

172.16..255.255
Masih bingung? Ok kita coba satu lagi untuk Class B.Bagaimana dengan network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255
Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan 
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya 
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Posted on April 29, 2013
Pengertian Wireshark
Wireshark merupakan salah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya terrmasuk protokol didalamnya. Wireshark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis.
Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang berseliweran dalam jaringan. Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Karenanya tak jarang tool ini juga dapat dipakai untuk sniffing (memperoleh informasi penting spt password email atau account lain) dengan menangkap paket-paket yang berseliweran di dalam jaringan dan menganalisanya.
Wireshark dipakai oleh network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya. Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang berjalan dalam jaringan yang terlihat dan semua jenis informasi ini dapat dengan mudah dianalisa yaitu dengan memakai sniffing , dengan sniffing diperoleh informasi penting seperti password email account lain.
Wireshark merupakan software untuk melakukan analisa lalu-lintas jaringan komputer, yang memiliki fungsi-fungsi yang amat berguna bagi profesional jaringan, administrator jaringan, peneliti, hingga pengembang piranti lunak jaringan.
Wireshark dapat membaca data secara langsung dari Ethernet, Token-Ring, FDDI, serial (PPP dan SLIP), 802.11 wireless LAN, dan koneksi ATM. 
Program ini juga sering digunakan oleh chatters untuk mengetahui ip korban maupun para chatter lainnya lewat typingan room.
Tool wireshark dapat menganalisa transmisi paket data dalam jaringan, proses koneksi dan transmisi data antar komputer.
Selama kita bisa mendapatkan paket langsung dari jaringan, dengan tools seperti wireshark, maka kita juga bisa memanfaatkan wireshark untuk ‘menyadap’ pembicaraan Voice over IP.
Langkah Penggunaan
  • Koneksikan setiap laptop pada sebuah server (misal: Lab-Network).
  • Ping IP server dan IP laptop lain (masuk ke command prompt). 
  • Pertama buka aplikasi wireshark, Dengan cara Start > wireshark, seperti pada gambar di bawah ini
Image
  • Setelah buka aplikasi wireshark  maka akan muncul kotak dialog seperti  di bawah ini
Image
  • Sekarang kita coba meng-capture menggunakan wireshark. Pilih menu interface:
Image
  • Kemudian pilih interfaces yang akan kita captur, pilih “Microsoft”, klik “Start” pada bagian kanan interfaces, seperti gambar dibawah ini:
Image
  • Setelah itu, wireshark akan segera meng-capture paket-paket di dalam jaringan dan menampilkannya dengan segera. Berikut ini adalah tampilan utama dimana wireshark saat bekerja meng-capture paket-paket data jaringan:
Image
  • Setelah itu coba lah untuk mengecek kegiatan ping dari laptop teman.
 Image
  • Setelah kita mengecek maka kita akan melihat kegiatan dari aktifitas kita. Pada saat ping tujuan maka kita bisa melihat kegiatan tersebut di protocol “arp“. Kita bisa melihatnya dengan melihat di filter “arp”.
  • Selain di “arp” tampilan ping juga bisa di lihat dalam filter “icmp“. 
Posted on April 29, 2013
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) termasuk dalam deretan protocol komunikasi yang di gunakan untuk menghubungkan host-host pada jaringan internet. TCP/IP menggunakan banyak protocol di dalamnya, adapun protocol utamanya adalah TCP dan IP. TCP/IP di bangun pada system operasi UNIX dan di gunakan oleh internet, untuk memancarkan data keluar dari jaringan sendiri ke jaringan yang di atasnya. TCP/IP menangani komunikasi jaringan antara node-node pada jaringan. sehingga TCP/IP termasuk salah satu dari sekian banyak bahasa komunikasi computer yang ada untuk melakukan komunikasi antar computer, hal itu di karenakan untuk dapat di katakana mampu berkomunikasi adalah harus mempuyai bahasa yang sama, dalam hal ini menggunakan protocol yang sama, walaupun jenis computer dan system operainya berbeda sekalipun tidak masalah.

Jika di asumsikan jenis computer berbeda adalah orang yang berasal dari lokasi yang berbeda misalnya orang bersuku Sunda dan orang besuku Padang melakukan komuniksai, komuniksi akan berhasil jika kedua orang tersebut menggunakan bahasa yang sama, menggunakan bahasa Indonesia bikan menggunakan bahasa setempat masing-masing. computer PC dengan system operasi Windows XP dapat berkomunikasi dengan computer Sun SPARC dengan system operasi Solarys, kondisi ini di mungkinkan karena keduanya menggunakan protocol TCP/IP dan terhubung langsung pada satu jaringan yang sama naik local maupun internet sekalipun.

TCP/IP pada awalnya di kembangkan oleh suatu departemen pertahanan (Department of Defense / DOD) di Amerika. Dalam risetnya mampu merancang hubungan antar jaringan yang berbeda. Itu adalah pada awal suksesnya dari keberhasilan riset tersebut di buat berapa jasa dasar yang semua orang butuhkan seperti file transfer, electronic mail, remote logon kesejumlah client lain dan system server. Beberapa computer dalam lingkungan departemen yang kecil dapat menggunakan TCP/IP bersamaan dengan protocol lainnya pada system LAN yang sama. Komponen akan meroutingkan dari jaringan dlaam departemen ke jaringan perusahaannya, kemudaian di lanjutkan ke jaringan regional nya dan akhirnya ke jaringan global internet.


1. Aplication  Layer 
Aplication layer merupakan layer yang melayani permintaan data atau servis, aplikasi pada layer ini menunggu di portnya masing-masing dalam suatu antrian untuk diproses.aplikasi yang bekerja pada layer ini yaitu:
  1. TELNET (Network Terminal Protocol), yang menyediakan remote login dalam jaringan.
  2. FTP (File Transfer Protocol), digunakan untuk file transfer.
  3. SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), dugunakan untuk mengirimkan electronic mail.
  4. DNS (Domain Name Service), untuk memetakan IP Address ke dalam nama tertentu.
  5. RIP (Routing Information Protocol), protokol routing.
  6. OSPF (Open Shortest Path First), protokol routing.
  7. NFS (Network File System) untuk sharing file terhadap berbagai host dalam jaringan.
  8. HTTP (Hyper Text Transfer Protokol), protokol untuk web browsing.

2. Transportation Layer
      Transport Layer menentukan bagaimana host pengirim dan host penerima dalam membentuk sebuah sambungan sebelum kedua host tersebut berkomuikasi, serta seberapa sering kedua host ini akan mengirim acknowledgment dalam sambungan tersebut satu sama lainnya. Transport layer hanya terdiri dari dua protokol,yaitu :
a. TCP ( Transmission Control Protocol)
b. UDP (User Datagram Protocol)

3. Internet Layer
Internet Layer berisi protokol yang bertanggung jawab dalam pengalamatan dan enkapsulasi paket data jaringan. Internet layer terdiri dari beberapa protokol yaitu :
a. IP
b. ARP
c. ICMP
d. IGMP

4. Network Acces Layer
Protokol pada layer ini menyediakan media bagi sistem untuk mengirimkan data ke devicelain yang terhubung secara langsung. Network Access Layer merupakan gabungan antaraNetwork, Data Link dan Physical Layer. Fungsi Network Access Layer dalam TCP/IP disembunyikan, dan protocol yang lebih umum dikenal (IP, TCP, UDP, dll) digunakan sebagai protocol-level yang lebih tinggi. Fungsi dalam layer ini adalah mengubah IPdatagram ke frame yang ditransmisikan oleh network, dan memetakan IP Address kephysical address yang digunakan dalam jaringan. IP Address ini harus diubah ke alamat apapun yang diperlukan untuk Physical Layer untuk mentransmisikan datagram.
Posted on April 29, 2013
Subnetting merupakan suatu hal yang wajib dikuasai oleh seorang Network Administrator. Administrator-administrator yang mengelola jaringan besar sering kali merasa perlu membagi-bagi jaringan menjadi bagian yang lebih kecil lagi yang disebut sub networks. Saya akan menjelaskan mengenai konsep subnetting ini dengan menggunakan ilustrasi dan analogi yang ada disekitar kita.
Apa sebenarnya yang disebut dengan subnetting dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama RE Martadinata terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. RE Martadinata.
Dikarenakan oleh suatu keadaan dimana rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Inilah sebenarnya yang dimaksud dengan konsep subnetting. Dimana tujuannya ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 4 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 10 komputer (host). Tujuan lainnya juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl. RE Martadinata dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut. Broadcast-broadcast ini secara berkesinambungan dikirim ke semua host dalam sebuah network. Saat traffic broadcast mulai mengonsumsi begitu banyak bandwith tersedia, maka administrator perlu mengambil langkah subnetting untuk mereduksi ukuran broadcast domain tersebut, sehingga diperoleh performansi jaringan yang lebih baik.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS. Sebuah network tunggal dan besar yang dibatasi oleh area geografis dapat menimbulkan berbagai masalah terutama di sisi kecepatan. Dengan mengkoneksikan multi jaringan yang lebih kecil maka diharapkan dapat membuat sistem lebih efisien.
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl RE Martadinata tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Kali ini saya akan mencoba untuk membahas bagaimana melakukan subnetting. Saya akan menunjukkan bagaimana melakukan subnet pada sebuah network dengan menggunakan metode binary dan kemudian melihat cara yang lebih gampang untuk melakukan hal yang sama.
Konsep subnetting sebetulnya melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut:
  • Berapa banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask?
  • Berapa banyak host yang valid pada setiap subnet?
  • Subnet-subnet mana saja yang valid?
  • Mana yang termasuk broadcast address untuk setiap subnet.
  • Host-host mana saja yang valid untuk setiap subnet.
Subnetting Pada Alamat Kelas C
Pada alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C yang mungkin adalah sebagai berikut :
Binary;Desimal; Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
Untuk contoh perhitungan subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192
192 = 11000000
Pada bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-bit host yang tersedia pada setiap subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit untuk mendefinisikan host pada masing-masing subnet.
Apa saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak boleh semuanya off (bernilai 0 semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang valid.
01000000 = 64
10000000 = 128
Alamat dari host yang valid akan didefinisikan sebagai nomor-nomor diantara subnet-subnet tersebut, dikurangi dengan dua nomor; 1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2) nomor dengan bit host bernilai 1 (on).
Untuk menentukan host-host ini, pertama kita harus menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu membuat semua bit host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut. Host yang valid harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet 64
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
Subnet 128
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
Mungkin kelihatan agak rumit yah, sekarang kita coba cara cepat dan gampang untuk menghitung subnet. Pada bagian ini penting sekali untuk menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.
Berikut cara cepatnya :
  • Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet.
  • Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 = 62 host.
  • Subnet yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 – 192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128 (sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai nilai dari subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua bit-nya adalah 1 (on).
  • Alamat broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya.
  • Host yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan menghilangkan semua 0 dan semua 1.
Sampai disini gimana…? Masih belum paham…?
OK. Untuk memuaskan hasrat narsis Anda (hehehe), saya akan memberikan beberapa contoh soal.
Alamat network = 192.168.10.0; subnet mask = 255.255.255.240;
  • Jumlah Subnet ? 240 = 11110000 dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid.
  • Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14 host yang valid.
  • Subnet yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16 = 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 = 160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 = 208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 = 240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah merupakan subnet masknya kita.
  • Alamat broadcast tiap subnet ? Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya.
  • Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat network = 192.168.20.0; subnet mask = 255.255.248.0;
  • Jumlah subnet ? 248 = 11111000 dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet.
  • Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6 host.
  • Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8; 8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid.
  • Alamat broadcast ? Pasti nomor yang terletak sebelum subnet berikut.
  • Host yang valid ? Nomor yang terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat node = 192.168.10.33; subnet mask = 255.255.255.224;
Untuk mengerjakan soal seperti ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat broadcast dari alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 – 224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat node 192.168.10.33 berada diantara dua subnet dan pasti merupakan bagian dari subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu 63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang berada tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.
Nah.. mudah bukan ??? saya akan melanjutkannya dengan perhitungan subnetting untuk Kelas B dan Kelas A.
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
  • Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  • Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  • Alamat host dan broadcast yang valid?
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
  • Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  • Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  • Alamat host dan broadcast yang valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
  • Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  • Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  • Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
  • Alamat host dan broadcast yang valid?
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Posted on April 29, 2013
Kabel Twisted Pair merupakan bentuk kabel dimana 4 pasang konduktor dirangkai untuk mengurangi bahkan menghilangkan interfensi dari luar, seperti contohnya radiasi elektromagnetik dan sebagainya.
Pada umumnya terdapat 2 jenis kabel Twisted Pair yaitu :
  •  UTP (Unshielded Twisted Pair)
11
Merupakan kabel  jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield  internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam Jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus.
Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interfensi elektromagnetik
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut.
  • STP (Shielded Twisted Pair)
11
Pada umumnya sama dengan kabel UTP, tetapi kawat tembaga dengan ukuran yang lebih besar. Selain itu kabel ini de bungkus oleh lapisan pelindung yang kuat untuk menghindari kerusakan fisik maupun jaringan.Umumnya kabel STP digunakan pada jaringan LAN / MAN diluar ruangan.
Warna Pada Kabel Twisted Pair (UTP maupun STP)
UTP maupun STP  terdiri dari 4 pasang warna yang berbeda (8 warna) dengan urutan sebagai berikut :
  1. Putih Orange lease Orang
  2. Putih Hijau lease Hijau
  3. Putih Biru lease Biru
  4. Putih Coklat lease Coklat
Kategori Pada Kabel Twisted Pair (UTP maupun STP)
Kategori
Kegunaan
Category 1 (Cat1)
Kualitas suara analog
Category 2 (Cat2)
Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik
Category 3 (Cat3)
Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik
Category 4 (Cat4)
Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik
Category 5 (Cat5)
Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik
Enhanced Category 5 (Cat5e)
Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik
Category 6 (Cat6)
Kecepatan  transfer mencapai 2,5 Gigabit Ethernet dengan frekuensi 200 MHz dalam jarak 100 meter atau 10 Gigabit dalam jarak 25 meter
Category 7 (Cat7)
Umumnya sama dengan Cat 6 namun dalam frekuensi 400 MHz
Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) danCategory 5 (Cat5) merupakan kabel Twisted Pair (UTP maupun STP) yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.
Standarisasi Kabel UTP
Pemasangan urutan Kabel UTP umumnya mengikuti aturan standar  internasional yaitu EIA/TIA 568A dan EIA/TIA 568B.
Urutan EIA/TIA 568A urutan kabelnya  sebagai berikut :
Urutan ke 1 : Putih Hijau
Urutan ke 2 : Hijau
Urutan ke 3 : Putih Orange
Urutan ke 4 : Biru
Urutan ke 5 : Putih Biru
Urutan ke 6 : Orange
Urutan ke 7 : Putih Coklat
Urutan ke 8 : Coklat
Sedangkan urutan EIA/TIA 568B urutan kabelnya  sebagai berikut:
Urutan ke 1 : Putih Orange
Urutan ke 2 : Orange
Urutan ke 3 : Putih Hijau
Urutan ke 4 : Biru
Urutan ke 5 : Putih Biru
Urutan ke 6 : Hijau
Urutan ke 7 : Putih Coklat
Urutan ke 8 : Coklat
Tipe Pemasangan Kabel Twisted Pair (UTP maupun STP)
Sebenarnya ada 3 jenis tipe pemasangan kabel Twisted Pair namun yang sering digunakan adalah tipe 1 (Straight) & 2 (Cross Over).
  • Straight
Yaitu tipe pemasangan kabel seragam yaitu dengan KEDUA UJUNG kabel dengan urutan standar EIA/TIA 568B terkadang juga dengan standar EIA/TIA 568A (Jarang). Tipe ini digunakan untuk menghubungkan antara PC ke Switch, Router ke Switch, Router ke Hub dan PC ke Hub.
  • Cross Over
Yaitu tipe pemasangan kabel yang berbeda yaitu dengan Ujung 1 dengan urutan standar EIA/TIA 568B dan Ujung 2 dengan urutan standar EIA/TIA 568A ataupun sebaliknya.
11
Gambar Untuk Straight Dan Cross Over
  • Roll Over
Dari beberapa sumber yang saya ketahui Tipe ini merupakan tipe khusus dari pemasangan kabel, karena tipe pemasangannya dengan cara membalik urutan kabelnya. Pada umumnya tipe Ujung 1 yang digunakan adalah tipe EIA/TIA 568B, dan ujung selanjutnya hanya tinggal membalik urutan warna kabelnya, Jadi pada ujung ke dua no 8 menjadi no 1, no 7 menjadi no 2, dan seterusnya. Disebut tipe pemasangan khusus karena hanya beberapa perangkat tertentu saja yang bisa atau bahkan mengharuskan menggunakan kabel dengan tipe pemasangan seperti ini. Dan pada umumnya digunakan pada system CISCO, yaitu dengan menghubungkan sebuah terminal dan modem Cisco Router seri 2500 Access Server.
11
Gambar Untuk Tipe Roll Over
Fungsi Masing-Masing Warna Pada Kabel Twisted Pair
  1. Orange              : berfungsi untuk mengirim paket data.
  2. Putih orange     : berfungsi untuk mengirim paket data.
  3. Hijau                 : berfungsi untuk mengirim paket data.
  4. Putih Hijau       : berfungsi untuk mengirim paket data.
  5. Biru                   : berfungsi untuk mengirim paket suara.
  6. Putih Biru         : berfungsi untuk mengirim paket suara.
  7. Coklat               : berfungsi untuk mengirim arus DC.
  8. Putih Coklat     : berfungsi untuk mengirim arus DC.


Jaringan Komputer

Posted by : Unknown
Date :
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲